Selasa, 01 Februari 2011

Kisah Tikus Tanah Kecil


tikustanah
Tikus tanah kecil ingin melihat dunia, dia mendengar cerita bahwa di bawah sinar matahari ada gunung yang hijau, dan air yang biru. Di dalam kolam ikan-ikan berenang dengan riang, di pinggir sungai bunga-bunga yang indah bermekaran, diatas pohon penuh dengan buah-buahan, dan burung merak yang warna-warni bertengker diatas dahan pohon.
Ada pula burung pipit bernyanyi dengan gembira, cerita ini sangat menggoda sehingga tikus tanah kecil ingin segera keluar melihat semua pemandangan ini.
Setelah menembus ke permukaan tanah, tikus tanah kecil dengan gembira meloncat kesana kemari. Hanya beberapa langkah dia meloncat, dia mendengar ibunya mengejarnya dan dengan lembut berkata, “Sayangku, engkau tidak bisa berenang, sungai dan kolam kecil walaupun terlihat indah, tetapi begitu engkau jatuh kedalamnya engkau bisa mati.”
"Lalu saya harus bagaimana mama?” Tikus tanah kecil membalikkan badannya bertanya kepada ibunya.
“Engkau harus hati-hati, tidak boleh mendekati sungai dan kolam,” sahut ibunya.
“Baiklah mama, saya akan selalu mengingatnya.” Tikus kecil membalikkan badan berjalan dengan perlahan.
“Tunggu sebentar sayangku,”
Begitu tikus tanah kecil melangkah beberapa langkah, ibunya memanggilnya lagi, “Mama lupa mengingatkan kamu, buah-buahan diatas pohon sangat banyak dan besar, begitu jatuh akan menimpa kamu, itu sangat berbahaya!”
“Mama, ini sangat mengerikan, apakah ada cara mencegahnya?”
Tikus tanah kecil setelah mendengar perkataan ibunya menjadi ketakutan.
“Harus selalu diingat, jangan berjalan di bawah pohon!”
Tikus tanah kecil menjawab perkataan ibunya dengan lemas sambil perlahan-lahan melangkahkan kakinya.
Tidak berapa lama kemudian ibu tikus tanah sambil mengejar dari belakang berteriak lagi,
“Anakku, engkau mungkin belum pernah mendengar bahwa ketika engkau berjalan di semak belukar, kemungkinan elang bisa lewat dan menerkam engkau, dan ketika engkau berjalan di jalan pegunungan, kemungkinan bisa bertemu dengan harimau, jika engkau tidak berhati-hati, maka saya tidak akan bertemu dengan kamu lagi, jangan ceroboh anakku!”
“Lalu saya harus bagaimana mama?” Jawab tikus tanah kecil dengan gelisah hampir menangis.
“Ketika engkau melangkah selangkah, engkau harus berhenti melihat kanan-kiri, atas-bawah, setelah itu baru melanjutkan langkah berikutnya.”
Ibu tikus tanah berpesan kepada tikus tanah kecil, “Sayangku, mama tidak bisa berbuat yang lain lagi, engkau lanjutkan perjalananmu saja!”
Ibu tikus tanah kembali masuk ke dalam gua, keesokan harinya melanjutkan pekerjaannya menggali terowongan, dia mengendus seekor tikus tanah yang sedang menggali terowongan dari arah yang lain, ketika terowongan terbuka, dia melihat rupanya anaknya yang berada di sana.
“Anakku, kenapa engkau masih disini?” Ibu tikus tanah bertanya, “Bukankah katamu engkau ingin melihat dunia luar?”
“Ya mama, setelah mendengar pesan-pesan mama kemarin, akhirnya saya memutuskan lebih bagus saya hanya di dalam gua ini menggali terowongan lebih aman.” Jawab tikus tanah kecil dengan suara lemas.
Sampai sekarang, tikus tanah kecil tidak pernah lagi mempunyai impian melihat permukaan tanah yang indah, sampai kedua matanya benar-benar rabun dan tidak bisa melihat apa-apa lagi. 

0 comments:

Posting Komentar

Archive

 

zoom-mycasebook. Copyright 2009 All Rights Reserved Free Wordpress Themes by Brian Gardner Free Blogger Templates presents HD TV Watch Shows Online. Unblock through myspace proxy unblock, Songs by Christian Guitar Chords