Selasa, 01 Februari 2011

Google Earth Temukan Kawah Meteor Raksasa



Kawah Kamil, yang ditemukan jauh di gurun Mesir, kawah yang belum pernah diketahui hingga terdeteksi lewat Googel Earth. (DM)
Sebuah kawah meteor, yang belum pernah ditemukan, terdeteksi lewat Google Earth dan dapat membantu para ilmuwan untuk memastikan dampaknya lebih jauh terhadap potensi bencana.
Diakibatkan oleh puluhan ton bongkahan zat besi yang menghantam pada kecepatan lebih dari 7.500 mph, tempat ini menjadi salah satu lokasi konservasi terbaik yang pernah ditemukan.
Kawah Kamil yang dalamnya 16 meter dan luas 45 meter persegi itu, terletak jauh di gurun Mesir dan belum pernah diketahui hingga Google Earth mendeteksi kawah tersebut.

Kawah ini merupakan salah satu kawah konservasi terbaik yang pernah ditemukan. (DM)
Hantamannya telah mengakibatkan bola api yang terlihat hingga lebih dari 620 mil. Para ilmuwan yakin meteor ini relatif muda - kurang dari 1.000 tahun.
Ini kemungkinan telah disaksikan oleh manusia purba, meskipun tidak ada catatan mengenai dampaknya terhadap manusia.
Kawah tersebut terlihat di wilayah perbatasan antara Mesir, Sudan dan Libya pada 2008, oleh pakar mineral, Vincenzo De Michele bersama Civico Museo di Storia Naturale, di Milan, Italia.
Ia sedang mencari fitur-fitur alami ketika ia mengambil gambar pada layar komputernya.

Kawah ini ditemukan jauh di pedalaman padang pasir Mesir. (DM)
Ia menghubungi astrofisika, Dr. Mario di Martino, pada observatorium INAF (Lembaga Astrofisika Nasional), di Turin, yang kemudian bersama dengan Dr. Luigi Folco, melakukan ekspedisi ke situs tersebut pada Februari lalu.
Ekspedisi dua minggu itu, telah direncanakan lebih dari setahun dan melibatkan 40 orang tenaga. Untuk mencapai situs tersebut dibutuhkan waktu tiga hari dengan suhu hingga 40 derajat celsius.
Mereka mengumpulkan sejumlah serpihan dan melakukan uji coba. Dari beberapa serpihan ditemukan bahwa hal tersebut dalam kondisi murni.
Dr. Detlef Koschny mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa logam meteorit ini massanya hingga 10 ton tidak hancur di atmosfir dan meledak ketika benda itu menghantam tanah hingga membentuk kawah. Sementara Dr. Falco menambahkan bahwa kawah tersebut usianya kurang dari beberapa ribu tahun.
"Kami sedang menentukan geochronology dari hantaman pada situs tersebut, namun kawah itu usianya kurang dari beberapa ribu tahun," katanya. 
Menurut Dr. Falco, hantamannya kemungkinan telah disaksikan oleh manusia, dan investigasi arkeologi pada pemukiman kuno terdekat dapat membantu dalam menentukan kapan peristiwa itu berlangsung.
Badan Antariksa Eropa, yang membantu mendanai ekspedisi tersebut mengatakan bahwa data yang dikumpulkan selama ekspedisi akan sangat bermanfaat bagi aktivitas ESA's Space Situational Awareness, untuk menilai resiko asteroid kecil yang memiliki orbit terdekat dengan Bumi. 

0 comments:

Posting Komentar

Archive

 

zoom-mycasebook. Copyright 2009 All Rights Reserved Free Wordpress Themes by Brian Gardner Free Blogger Templates presents HD TV Watch Shows Online. Unblock through myspace proxy unblock, Songs by Christian Guitar Chords