Selama ini, sistem operasi Android menjadi andalan Google dalam mendominasi pasar smartphone. Namun, ada analisis diBussiness Insider yang mengatakan Google akan meninggalkan brand Android, yang dianggap kurang menarik.
Indikasi ini terlihat saat Google mengubah nama "Android Market" menjadi "Google Play". Walau belum terlihat perubahan signifikan di AppStore ala Android ini, namun perubahan dilakukan untuk menyatukan segala bentuk konten, dari film, aplikasi, musik, dan ebook, dalam satu fitur.
Saat Google mengubah nama "Android Market",CNet menilai pergeseran branding ini mengejutkan. Karena selama ini Google menghabiskan banyak sumber daya dan energi untuk membangun brand Android. Selain itu, butuh waktu bagi Google untuk rebrandingGoogle Play.
CNet juga melansir, walau Android terbilang sukses sebagai sebuah platform, Android Market berjuang keras untuk menyaingi pendapatan Apple AppStore. Sejak diluncurkan pada Oktober 2008, pendapatan Android Market selalu di belakang Apple App Store.
Analisis Charlie Kindel pun menyebut, Android akan menjadi platform semacam "bumbu dan bahan dasar" sendiri, sedangkan Google akan tampil dalam nama lain. "Google pun akan mulai menjauhkan diri dari brand Android sepenuhnya," tulis Kindel di Bussiness Insider.
Charlie Kindel juga menyebut, selama ini Android terlanjur menjadi sebuah platform yang terlalu terbuka, sehingga Google tidak bisa mengendalikan brand Android. Untuk bersaing dalam menciptakan suatu pengalaman baru di suatu produk, Google pun mesti menyiapkanbrand baru.
Indikasi ini terlihat saat Google mengubah nama "Android Market" menjadi "Google Play". Walau belum terlihat perubahan signifikan di AppStore ala Android ini, namun perubahan dilakukan untuk menyatukan segala bentuk konten, dari film, aplikasi, musik, dan ebook, dalam satu fitur.
Saat Google mengubah nama "Android Market",CNet menilai pergeseran branding ini mengejutkan. Karena selama ini Google menghabiskan banyak sumber daya dan energi untuk membangun brand Android. Selain itu, butuh waktu bagi Google untuk rebrandingGoogle Play.
CNet juga melansir, walau Android terbilang sukses sebagai sebuah platform, Android Market berjuang keras untuk menyaingi pendapatan Apple AppStore. Sejak diluncurkan pada Oktober 2008, pendapatan Android Market selalu di belakang Apple App Store.
Analisis Charlie Kindel pun menyebut, Android akan menjadi platform semacam "bumbu dan bahan dasar" sendiri, sedangkan Google akan tampil dalam nama lain. "Google pun akan mulai menjauhkan diri dari brand Android sepenuhnya," tulis Kindel di Bussiness Insider.
Charlie Kindel juga menyebut, selama ini Android terlanjur menjadi sebuah platform yang terlalu terbuka, sehingga Google tidak bisa mengendalikan brand Android. Untuk bersaing dalam menciptakan suatu pengalaman baru di suatu produk, Google pun mesti menyiapkanbrand baru.
Luncurkan Tablet
Apalagi, baru-baru ini terdengar lagi rencana Google untuk meluncurkan tablet dengan merek "Google". Untuk bisa bersaing dan mengalahkan dominasi iPad di pasar tablet, Google pun harus bisa mengendalikan brand-nya sendiri.
Google pun harus mendorong brand-nya sendiri mulai sekarang. Ini sudah dirintis Google, yang mendorong brand Play, dan menekankan perubahan ini kepada para pengembang aplikasi Android yang ingin menaruh aplikasinya di Google Play.
Selain itu, Charlie Kindel pun menyebut ada brand lain yang bisa dikembangkan Google: Nexus. Saat ini brand Nexus sudah digunakan dalam produk Galaxy Nexus, smartphone berbasis Android yang dikembangkan Google bersama Samsung.
"Nexus merupakan Android Play 'murni' yang dimiliki Google. Ide ponsel ini adalah pengalaman pengguna yang lebih terasa, hardware yang lebih konsisten, OS terbaru dengan kebijakan upgrade yang konsisten, serta layanan Google yang juga konsisten," ucap Kindel. (ren)
Selain itu, Charlie Kindel pun menyebut ada brand lain yang bisa dikembangkan Google: Nexus. Saat ini brand Nexus sudah digunakan dalam produk Galaxy Nexus, smartphone berbasis Android yang dikembangkan Google bersama Samsung.
"Nexus merupakan Android Play 'murni' yang dimiliki Google. Ide ponsel ini adalah pengalaman pengguna yang lebih terasa, hardware yang lebih konsisten, OS terbaru dengan kebijakan upgrade yang konsisten, serta layanan Google yang juga konsisten," ucap Kindel. (ren)
• VIVAnews
0 comments:
Posting Komentar