Minggu, 06 Maret 2011

Gangguan Jiwa dan mimpi

Mengenai psikoanalisi yang saya lakukan terhadap penderita gangguan jiwa, saya telah memasukkan lebih dari seribu mimpi untuk diterjemahkan, tetapi saya tidak berharap untuk menggunakan material ini sekarang sebagai pengenalan terhadap teori dan teknik penerjemahan mimpi. Kebanyakan dari kenyataan yang harus saya hadapi adalah mimpi-mimpi dari neuropath, sehingga kesimpulan yang didapat dari mereka tidak akan diterapkan pada mimpi-mimpi dari orang yang sehat, itu adalah alasan yang membuat saya menolak mereka.

Tentu saja pokok pembahasan dari ini mimpi-mimpi ini selalu mengenai penyakit yang menyebabkan penyakit syaraf tersebut. Oleh karena itu mimpi akan memerlukan suatu perantara yang lama, dan suatu investigasi terhadap kondisi alamiah dan etiologis dari psikoneuroses, sebuah masalah yang terkadang aneh dan baru, dan mampu mengalihkan perhatian dari masalah mimpi yang sebenarnya. Tujuan saya hanyalah untuk mempersiapkan cara, dengan cara mengatasi masalah mimpi, untuk menyelesaikan masalah yang lebih sulit lagi dari psikologi pada penderita penyakit saraf. Tetapi saya menghilangkan mimpi-mimpi dari para penderita neurotik, yang merupakan pembahasan utama saya, saya tidak bisa terlalu kritis atau memilih-milih dalam perawatan selanjutnya.
Mimpi-mimpi yang tersisa hanyalah mimpi yang dimiliki oleh orang-orang sehat yang telah saya kenal, atau yang saya gunakan sebagai contoh dalam literatur kehidupan mimpi. Sayangnya, mimpi-mimpi yang saya hilangkan ini adalah mimpi-mimpi yang tidak saya dapatkan artinya. Cara saya dalam menjalankan prosedur saya, tentu saja, lebih mudah dari metode rahasia sandi yang terkenal tersebut, yang menerjemahkan  isi mimpi yang berkenaan dengan kunci yang ada; namun saya dengan menggunakan isi mimpi yang sama mungkin akan menghasilkan arti yang berbeda dari masing-masing orang, atau pada hubungan yang berbeda.
Oleh karena itu saya harus menggunakan mimpi saya sendiri sebagai materi yang banyak dan sesuai, dipunyai oleh seseorang yang normal, dan mempunyai banyak pengalaman/kejadian dalam hidup sehari-harinya. Saya tentu saja dihadapkan pada keraguan yang muncul karena adanya kepercayaan dari analisa diri tersebut, dan bahwa perubahan mash tetap berlaku dalam analisa ini. Menurut saya, kondisi menyenangkan akan lebih ditemukan ppada analisa diri daripada observasi lainnya; dalam setiap kasus, analisa diri memungkinkan untuk dilakukan penelitian terhadap seberapa banyak yang bisa dicapai ketika melakukan penerjemahan mimpi.
Ada kesulitan lain yang harus diatasi dalam analisia diri. Seseorang mungkin akan segan ketika harus membeberkan secara detail kehidupan psikisnya, dan orang tersebut juga mungkin tidak akan merasa nyaman jika terjadi salah penafsiran dari orang asing. Tetapi orang tersebut juga harus mampu mendahulukan pertimbangan ini.
Dan saya mungkin bisa mengambil kesimpulan bahwa tujuan utama dari ketidakbijaksanaan yang harus saya laksanakan akan memberikan keasyikan tersendiri dalam masalah psikologis yang disampaikan oleh mereka.
Saya kemudian harus memilih salah satu mimpi yang saya alami untuk menjelaskan tentaang metode penerjemahan yang saya buat. Setiap mimpi membutuhkan pendahuluan, jadi saya harus memohon kepada para pembaca untuk sejenak berada pada posisi saya, dan menikmati detail kehidupan saya; karena untuk mengetahui arti tersembunyi dari suatu mimpi yang diperlukan hanyalah pemindahan posisi.
Pendahuluan – Pada musim panas tahun 1895 saya melakukan analisa psikologi terhadap seorang wanita muda yang merupakan teman karib saya dan keluarga saya. Bisa dimengerti bahwa hubungan yang rumit ini akan menimbulkan perasaan-perasaan pada seorang dokter, terutama seorang psikoterapis. Kepentingan pribadi seorang dokter lebih besar, namun kewenangannya kurang. Jika ia gagal, persahabatannya dengan pasien dalam bahaya karena telah merusak hubungan mereka.
Namun dalam kasus ini, perawatan berhasil meski hanya separuh, karena kegelisahan histeris pasien bisa disembuhkan, namun gejala somatiknya tidak. Pada saat itu saya tidak begitu yakin dengan kriteria yang harus dilakukan pada akhir pengobatan kasus histeria ini, dan saya mengharapkan dia untuk melakukan solusi yang ia sendiri tidak mampu menerimanya. Saat pertengkaran ini terjadi ia tidak lagi melanjutkan pengobatannya selama liburan musim panas.
Suatu hari seorang teman akrab yang lebih muda dari saya, yang baru saja mengunjungi pasien tersebut Irma dan keluarganya di rumah mereka di pedalaman desa, menelpon saya. Saya menanyakan keadaan Irma dan ia menjawab: ’Ia sudah membaik, namun tidak terlalu baik.’ Saya menyadari bahwa kata-kata dan nada suara yang dikeluarkannya sangat mengganggu saya. Saya mereasa bersalah, mungkin karena saya telah menjanjikan hasil yang baik pada pasien, dan entah benar atau salah saya menganggap bahwa tindakan Otto yang tiba-tiba berlawanan dengan saya, dimana ia juga merupakan kerabat dari pasien saya itu, yang saya anggap tidak pernah ada terbukti dalam pengobatan
Pertentangan ini tidak terlalu jelas bagi saya, namun tidak saya bahas. Pada sore harinya saya menulis sejarah kesehatan Irma, untuk diberikan pada Dr. M, seorang teman yang pada saat itu merupakan seorang tokoh dalam lingkungan kami. Selama malam itu (atau mungkin subuh) saya mengalami mimpi berikut, yang langsung saya catat segera setelah terbangun.


http://artimimpi.net

0 comments:

Posting Komentar

Archive

 

zoom-mycasebook. Copyright 2009 All Rights Reserved Free Wordpress Themes by Brian Gardner Free Blogger Templates presents HD TV Watch Shows Online. Unblock through myspace proxy unblock, Songs by Christian Guitar Chords