Kisah ini bisa menjadi inspirasi untuk kita untuk tidak menyerah seberapa sulitnya rintangan hidup. Bagaimana tidak anak kecil bernama Ellie Challis ini tak menyerah untuk bisa bermain bola sekalipun kehilangan kedua tangan dan kakinya akibat virus meningitis.
Ibu Ellie, Lisa tak menyangka anaknya bisa bermain sepak bola setelah serangan virus meningitis yang menyebabkan kedua kaki dan tangan buah hatinya harus diamputasi bulan Juli 2005 silam. “Fantastis bisa melihat Ellie bermain sepak bola. Ketika dia kehilangan kedua kakinya akibat virus meningitis, kami tidak pernah membayangkan jika suatu hari dia akan bermain bola untuk tim sekolahnya.”
“Anak lainnya mampu bergerak secara leluasa, tetapi dia tetap saja bisa mengimbangi mereka. Melihat dia bermain untuk sekolahnya dengan menggunakan kaki buatan sangatlah luar biasa. Kami tak pernah menyangka bisa melihat hal ini.”
“Dia pemain yang paling berani diantara yang lain. Dia tidak memiliki masalah di lapangan. Yang dia lakukan hanya masuk dan bermain di lapangan dan dia bahagia melakukan hal itu. Tim favoritnya adalah Arsenal dan dia senang melihat pertandingan bersama dengan ayahnya. Dia seorang yang gila bola,” pungkas ibu berusia 37 tahun ini.
Meningitis Merenggut Masa Depannya
Lisa kemudian menceritakan kronologis serangan virus meningitis kepada bayinya itu yang terjadi sebulan setelah pernkahan kedua orang tuanya.
“Suatu pagi dia bangun dan sakit. Panas badannya tinggi dan tangan serta kakinya terasa dingin. Saya membawanya ke rumah sakit, tetapi hasil tes darah menunjukkan tidak ada kejanggalan dan kami kemudian disarankan untuk pulang.” Tetapi setelah berada di rumah, Lisa menemukan tiga bintik merah di punggung Ellie. Dan hanya berselang 4 jam, badan Ellie sudah tertutup dengan bercak berwarna ungu tua, ketika itu juga Lisa sadar jika buah hatinya itu terserang meningitis.
“Saya tahu jika itu meningitis dan kami langsung bergegas menuju rumah sakit. Ellie terlihat sangat berani ketika dokter memasukkan selang dan tubuhnya membengkak hingga 3 kali lipat.”
Namun kondisi Ellie begitu cepat memburuk. Hanya dalam hitungan menit tubuhnya sudah berwarna hitam dan biru. Dan beberapa saat kemudian jantungnya berhenti dan dokter memanggil kedua orangtuanya untuk melepasnya. “Kami menyangka akan kehilangan dirinya, tetapi ajaib dia bisa melewati itu semua dan jantungnya kembali berdetak.”
Tetapi 4 hari kemudian perlahan kaki dan tangan Ellie berubah menjadi hitam. Kemudian kedua orang tuanya diakabarkan jika kaki dan tangan Ellie harus diamputasi.
“Kami merasa putus asa mendengar kabar itu. Yang saya pikirkan saaat itu adalah jika Ellie tidak bisa menjalani hidup secara normal. Operasi berjalan 6 jam dan saya terkejut setelah melihat dia setelahnya. Hanya tersisa sedikit darinya dan saya tak berhenti menangis.”
Beberapa minggu setelah operasi, Ellie mengenakan kaki buatan. Namun sayangnya dia tak bisa memakainya terlalu lama karena kaki palsu yang tidak fleksibel membuatnya kesakitan. “Dia memakainya maksimal 20 setiap harinya karena kaki buatan itu tidak fleksibel dan membuatnya kesakitan,” ucap Lisa.
Ellie kemudian menegnakan kaki buatan khusus priduksi Dorset Orthopaedic, yang dilengkapi dengan lutut buatan yang fleksibel. Di bulan Desember 2006, Ellie sudah mulai terbiasa dengan kaki barunya yang terbukti sangat membantunya untuk beraktivitas. Dan pada bulan April 2009, Ellie membuat sejarah baru sebagai orang termuda di dunia dengan kaki buatan.
Dua bulan yang lalu, Ellie bergabung dengan tim sepak bola di sekolahnya dan mulai berlatih bersama anak-anak normal lainnya.
“Dia bermain seminggu sekali dan juga rutin menjalani latihan. Juga bertanding melawan tim dari sekolah lain. Dia sangat menyukai hal itu, tidak ada yang bisa mencegahnya,” ucap Lisa memberi semangat putrinya.
http://supermilan.wordpress.com
0 comments:
Posting Komentar