Astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bisa melihat sejumlah hurikan atau badai yang mengancam Amerika Serikat, dengan sudut pandang mata burung (bird-eye view). Sejumlah badai itu pun berhasil dipotret para astronot dari luar angkasa, salah satunya adalah Badai Katia.
Salah satu astronot, Mike Fossum, merupakan salah satu yang berhasil memotret badai besar yang masuk Kategori 3 ini (pada skala Saffir-Simpson dari kekuatan badai).
Dalam gambar yang dipotret Fossum, terlihat Badai Katia berputar-putar di atas Samudera Atlantik. Badai ini sendiri berada di Atlantik selama lebih dari seminggu. Mike Fossum kemudian bersyukur badai ini tidak mungkin menyebabkan banyak kerusakan di atas tanah.
"Badai Katia mungkin bukan ancaman bagi AS, jadi nikmati saja keindahan badai tersebut," kata Fossum dalam sebuah tweet yang di-posting dari angkasa luar, seperti dikutip dari Space.com. Fossum tinggal di laboratorium angkasa ini hingga pertengahan November.
Menurut Pusat Badai Nasional Amerika Serikat, pengukuran terbaru dari Katia menunjukkan bahwa kecepatan angin dari Katia mencapai 120 mil per jam atau 195 km per jam. Kekuatan badai diperkirakan akan berfluktuasi selama beberapa hari, sebelum akhirnya melemah di bawah kategori badai besar, pada Kamis ini.
Meskipun Katia bisa menjadi ancaman bagi pesisir timur AS (east coast), badai ini diperkirakan akan menghantam kawasan timur dan Bermuda, sebelum berputar kembali ke laut.
Badai Katia merupakan badai kedua yang terbentuk selama musim badai 2011, yang telah diprediksi menghasilkan rata-rata 14 sampai 19 badai yang bernama (termasuk badai tropis dan angin topan), 7 sampai 10 badai dan 3 sampai 5 badai besar.
Salah satu astronot, Mike Fossum, merupakan salah satu yang berhasil memotret badai besar yang masuk Kategori 3 ini (pada skala Saffir-Simpson dari kekuatan badai).
Dalam gambar yang dipotret Fossum, terlihat Badai Katia berputar-putar di atas Samudera Atlantik. Badai ini sendiri berada di Atlantik selama lebih dari seminggu. Mike Fossum kemudian bersyukur badai ini tidak mungkin menyebabkan banyak kerusakan di atas tanah.
"Badai Katia mungkin bukan ancaman bagi AS, jadi nikmati saja keindahan badai tersebut," kata Fossum dalam sebuah tweet yang di-posting dari angkasa luar, seperti dikutip dari Space.com. Fossum tinggal di laboratorium angkasa ini hingga pertengahan November.
Menurut Pusat Badai Nasional Amerika Serikat, pengukuran terbaru dari Katia menunjukkan bahwa kecepatan angin dari Katia mencapai 120 mil per jam atau 195 km per jam. Kekuatan badai diperkirakan akan berfluktuasi selama beberapa hari, sebelum akhirnya melemah di bawah kategori badai besar, pada Kamis ini.
Meskipun Katia bisa menjadi ancaman bagi pesisir timur AS (east coast), badai ini diperkirakan akan menghantam kawasan timur dan Bermuda, sebelum berputar kembali ke laut.
Badai Katia merupakan badai kedua yang terbentuk selama musim badai 2011, yang telah diprediksi menghasilkan rata-rata 14 sampai 19 badai yang bernama (termasuk badai tropis dan angin topan), 7 sampai 10 badai dan 3 sampai 5 badai besar.
Biasanya, rata-rata musim badai Atlantik 'hanya' menghasilkan 11 badai bernama, 6 badai dan 2 badai besar. Bulan Agustus sampai Oktober adalah bulan-bulan puncak musim badai Atlantik.
0 comments:
Posting Komentar