Pada Chicago Auto Show tahun 2009 lalu, Cadillac memperkenalkan World Thorium Fueled, konsep kendaraan mereka yang menggunakan bahan bakar energi nuklir. Meski ketika itu mobil itu belum dipasangi reaktor nuklir, teknologi itu disebut-sebut bisa diwujudkan.
Benar saja. Charles Stevens, peneliti dari Laser Power Systems, perusahaan riset dan pengembangan asal Massachusetts, Amerika Serikat berhasil membuat prototipe laser bertenaga thorium yang bisa dipakai untuk memproduksi energi yang cukup untuk menggerakkan kendaraan.
Kelebihannya, menurut sebuah laporan di Txchnologist, teknologi ini tidak menghasilkan emisi gas buang.
Berbeda dengan reaktor nuklir bertenaga thorium berskala kecil yang digunakan pada konsep mobil buatan Cadillac, prototipe sistem yang dibuat oleh Steve menggunakan laser “MaxFelaser” berbahan bakar thorium.
Disebutkan, pancaran sinar MaxFelaser itu bisa mengubah air menjadi uap bertekanan, memutar turbin dan menghasilkan listrik. Sistem itu bisa memproduksi listrik hingga 250 kilowatt (setara dengan sekitar 335 tenaga kuda), memiliki berat sekitar 227 kilogram dan bisa dipasang di mobil.
Kedengarannya memang luar biasa. Tetapi apakah konsep ini realistis?
Dikutip dari Cnet, 7 September 2011, thorium disebut-sebut oleh sejumlah ilmuwan nuklir, dan bahkan telah menjadi materi bahasan di Google dan TEDx sebagai sumber bahan bakar nuklir yang lebih baik dibanding uranium.
Selain radioaktif yang lebih rendah dan jumlahnya lebih banyak dibanding uranium, thorium telah diuji coba oleh peneliti asal China sebagai salah satu bahan bakar potensial untuk reaktor nuklir. Mengganti uranium dengan thorium di reaktor nuklir mungkin tidak menjadi masalah, namun memasangnya di mobil bukanlah perkara mudah.
Meski reaktor nuklir skala kecil berbahan bakar thorium secara teoritis bisa dimungkinkan, namun tidak ada satupun yang didesain untuk dipasang di mobil. Sistem yang digunakan Stevens menggunakan laser berbahan baku thorium untuk mengubah air menjadi uap yang bisa digunakan di mobil.
Walaupun Stevens belum mengungkapkan sistem miliknya dalam bentuk foto atau media visual lainnya, ia mengklaim bahwa MaxFelaser sudah ia buat sejak 1985 dan kini sudah berhasil dipasang di turbin Tesla yang telah dimodifikasi dan di generator yang ia buat sendiri.
Stevens sendiri belum menentukan kapan prototipe sistem yang ia buat bisa selesai atau apakah teknologi yang ia kembangkan bisa diimplementasikan secara luas. Dan mesipun ia berhasil menuntaskan pembuatan mobil berbahan bakar thorium, isu seputar keselamatan berkendara akan marak.
Kelebihannya, menurut sebuah laporan di Txchnologist, teknologi ini tidak menghasilkan emisi gas buang.
Berbeda dengan reaktor nuklir bertenaga thorium berskala kecil yang digunakan pada konsep mobil buatan Cadillac, prototipe sistem yang dibuat oleh Steve menggunakan laser “MaxFelaser” berbahan bakar thorium.
Disebutkan, pancaran sinar MaxFelaser itu bisa mengubah air menjadi uap bertekanan, memutar turbin dan menghasilkan listrik. Sistem itu bisa memproduksi listrik hingga 250 kilowatt (setara dengan sekitar 335 tenaga kuda), memiliki berat sekitar 227 kilogram dan bisa dipasang di mobil.
Kedengarannya memang luar biasa. Tetapi apakah konsep ini realistis?
Dikutip dari Cnet, 7 September 2011, thorium disebut-sebut oleh sejumlah ilmuwan nuklir, dan bahkan telah menjadi materi bahasan di Google dan TEDx sebagai sumber bahan bakar nuklir yang lebih baik dibanding uranium.
Selain radioaktif yang lebih rendah dan jumlahnya lebih banyak dibanding uranium, thorium telah diuji coba oleh peneliti asal China sebagai salah satu bahan bakar potensial untuk reaktor nuklir. Mengganti uranium dengan thorium di reaktor nuklir mungkin tidak menjadi masalah, namun memasangnya di mobil bukanlah perkara mudah.
Meski reaktor nuklir skala kecil berbahan bakar thorium secara teoritis bisa dimungkinkan, namun tidak ada satupun yang didesain untuk dipasang di mobil. Sistem yang digunakan Stevens menggunakan laser berbahan baku thorium untuk mengubah air menjadi uap yang bisa digunakan di mobil.
Walaupun Stevens belum mengungkapkan sistem miliknya dalam bentuk foto atau media visual lainnya, ia mengklaim bahwa MaxFelaser sudah ia buat sejak 1985 dan kini sudah berhasil dipasang di turbin Tesla yang telah dimodifikasi dan di generator yang ia buat sendiri.
Stevens sendiri belum menentukan kapan prototipe sistem yang ia buat bisa selesai atau apakah teknologi yang ia kembangkan bisa diimplementasikan secara luas. Dan mesipun ia berhasil menuntaskan pembuatan mobil berbahan bakar thorium, isu seputar keselamatan berkendara akan marak.
0 comments:
Posting Komentar