Christopher Columbus
Banyak bangsa mengakui Columbus yang pertama menginjak benua itu
Cristopher Columbus menjadi termashur sebagai orang yang membuka benua Amerika. Pada tahun 1492 ia berlayar dari Spanyol ke Hindia Barat. Tetapi perjalanan Columbus itu bukan perjalanan yang untuk pertama kalinya dilakukan oleh orang Amerika. Besar kemungkinan bahwa sebelum ia menginjakkan kakinya di tanah yang luas di sebelah barat itu, orang Cina, Viking, Irlandia, dan bahkan orang Phenicia telah mengunjungi pantai-pantainya sebelumnya. Dengan demikian muncul pertanyaan, siapakah sebenarnya yang telah menemukan benua Amerika. Penyelidikan dengan system karbon menemukan bahwa paling tidak dua belas ribu tahun yang lalu benua Amerika sudah ditinggali manusia. Sekarang orang berpendapat bahwa “orang-orang luar” pertama yang mencapai benua itu adalah orang-orang Mongoloid (mirip orang Mongol; mempunyai karakteristik orang Mongol, termasuk ras mongol) dari Rusia bagian Timur. Mereka menyeberang ke Alaska sekitar empat puluh ribu tahun yang lalu, melalui sepotong tanah yang menjembatani Selat Bering, yang sudah sejak lama tidak ada lagi. Mereka kemudian berjalan menelusuri pantai Pasifik masuk ke Amerika Tengah dan Selatan.
Suatu penemuan yang aneh, yang menempatkan umur manusia di benua Amerika sejajar dengan mammoth raksasa yang pernah terdapat di benua itu; terjadi di sebuah tanah pertanian di Tepexpan, dua puluh mil arah timur laut kota Meksiko pada tahun 1950. Petani Jose Cortes sedang menggali sebuah parit untuk menyalurkan air ketika sekopnya mengenai sesuatu yang keras. Ketika tanah di tempat itu disisihkan ia menemukan bangkai mammoth yang telah menjadi fosil. Ketika fosil itu diteliti oleh ahli paleontology Meksiko, ditemukan dalam rongga rusuknya ujung senjata. Nampaknya binatang itu telah terperangkap ke dalam lumpur dan menjadikannya mangsa yang tak berdaya bagi sekelompok pemburu yang bersenjata tombak dan peralatan dari batu.
Alat sederhana yang terbuat dari batu dan tulang binatang yang mungkin berasal dari kebudayaan yang sama, telah ditemukan orang di Siberia, Alaska, sungai Yukon dan Meksiko. Dengan demikian makin memperkuat teori yang mengatakan bahwa orang telah memencar ke benua Amerika dari Asia.
Sebuah pertanyaan bahwa orang Cina telah menemukan Amerika pada tahun 458, diberikan belum lama berselang oleh seorang professor Universitas Peking Chu Shien-chi. Katanya, seorang biksu Budha, Hoen Shin, pernah berlayar melintasi lautan Pasifik sebelah Utara dengan empat orang biksu lainnya dan mendarat di sebuah tempat di pantai Amerika Tengah, mungkin di Meksiko. Hoen Shin menyebut negeri itu Fusang, mengikuti nama tumbuh-tumbuhan yang mirib dengan tumbuh-tumbuhan di negeri Cina.
Ahli ethnologi Austria Robert von Heine Geldern melangkah lebih jauh lagi. Ia yakin orang Cina berpengaruh pada perkembangan peradaban di Amerika sekitar dua ratus tahun sebelum masehi. Memang betul, hasil seni pahat dan patung-patung di dalam reruntuhan kota-kota di Amerika ternyata sama dengan yang digunakan dalam agama Budha. Naskah Cina yang paling tua Shan Hai King yang berasal dari tahun 2250 SM berisi sebuah penggambaran ngarai yang sekarang terkenal dengan nama Grand Canyon.
Kemungkinan terjadinya penyeberangan ke lautan Pasifik yang lebih awal lagi dari tahun 2000 SM ditunjukkan oleh penemuan barang tembikar di pantai Valdivia Equador yang diperkirakan berasal dari tahun 3000 SM. Barang-barang tembikar itu pasti berasal dari Jepang, karena dihias dengan cara yang sama seperti tembikar daerah Jomon di Negara itu.
Mengenai pesisir sebelah lautan Atlantik dikatakan bahwa biarawan-biarawan Irlandia telah mengunjungi Amerika Utara sekitar abad ke enam. Sebuah naskah latin dari abad ke sepuluh Navigatio Sancti Brendani menceritakan perjalanan seorang tokoh yang bernama Santo Brendan. Pada tahun 540 Santo Brendan bersama sebuah kelompok yang terdiri dari empat belas biarawan lainnya memulai perjalanan untuk mencari “negeri yang telah dijanjikan oleh orang suci”. Naskah itu banyak berisi oleh hal-hal yang sangat mengherankan dan pemikiran yang saleh, sehingga selama bertahun-tahun hanya dianggap sebagai kumpulan cerita. Katanya, Brendan dalam perjalanannya telah dibantu oleh seekor ikan paus dan dibimbing dari waktu ke waktu oleh malaikat-malaikat yang menampakkan dirinya sebagai burung. Tetapi para ilmuwan modern berpendapat bahwa perjalanan itu memang telah terjadi, sekalipun mungkin tidak semuanya dipimpin oleh Brendan.
Menurut naskah Naviatio, Brendan yang merupakan pelaut dan navigator yang berpengalaman, diperkirakan telah berlayar menuju “negeri yaaang telah dijanjikan kepada para orang suci” dari Kerry; dalam sebuah perahu yang berkerangka kayu, tetapi ditutup dengan kulit lembu jantan dan diminyaki dengan mentega supaya tak tembus air. Kelompok ini menempuh arah agak ke Utara dan kemudian bertemu dengan sebuah Kristal yang terapung. Ini mungkin berarti bahwa mereka telah berjumpa dengan gunung es yang besar dan telah berlayar mengelilingi Greenland dan masuk ke selat Davis yang terkenal akan esnya yang terapung. Mereka melewati sebuah daerah yang berkabut tebal, yang mungkin adalah gosong-gosong Newfoundland, tempat arus panas Gulf Stream bertemu dengan arus-arus kutub utara. Kelompok ini bertemu dengan ikan paus dan “seekor binatang bermata besar, mempunyai taring, perutnya bercak-bercak dan rahangnya berjanggut”. Mungkinkah yang dimaksudnya ini seekor ikan duyung? Sebelum mereka sampai di negeri dengan matahari yang memancarkan panas seperti pada musim semi. Yang dimaksud dengan yang terakhir ini adalah Labrador.
Kemudian Brendan dan teman-temannya mendarat di sebuah pulau datar yagn beriklim tropis. Pulau tersebut penuh dengan tumbuh-tumbuhan aneh, dikelilingi oleh air yang sangat jernih dan didiami oleh burung-burung yang sangat indah dan orang-orang kerdil yang kulitnya gelap. Mungkin Brendan telah berlayar ke selatan di sebelah timur amerika utara tanpa melihat daratan dan sampai pada sebuah pulau di Bahama. Orang-orang kerdil yang disebut Brendan mungkin adalah orang-orang Arawak, yang merupakan penduduk asli pulau-pulau Bahama.
Brendan dan kelompoknya meneruskan perjalanannya dan menemukan negeri yang lain, yang penuh pesona, indah seperti bunga dan penuh berkah, yang sekarang ini diperkirakan adalah daerah Florida.
Seluruh kisah itu sukar dipercaya, karena baru dituliskan setelah peristiwanya lewat berabad-abad. Mungkin cerita itu telah banyak sekali ditambah-tambahkan. Tetapi kisah lama tentang kepahlawanan orang-orang Skandinavia kuno mengakui bahwa orang Irlandia telah tiba di Amerika paling dulu.
Perjalanan orang-orang Viking (bajak laut Skandinavia yang berani merampok kota-kota pantai dan pelabuhan-pelabuhan sungai Eropa antara tahun 700 dan 900) ke Amerika Utara sekarang sudah menjadi fakta sejarah yang tak diragukan. Orang-orang Skandinavia kuno itu bertualang melalui Eslandia dan Greenland di bawah pimpinan Leif Ericson, dan mencapai pantai Amerika Utara pada tahun 1000. Kisah tentang perjalanannya yang penuh bahaya ke tanah di seberang lautan ini, diceritakan dalam hikayat Skandinavia kuno. Ditulis di Eslandia antara tahun 1320 dan 1350. Orang-orang kurang memperhatikan kisah kepahlawanan ini, hingga saatnya kisah-kisah tersebut diperiksa kembali pada tahun 1837. Ternyata penggambaran iklim, geografi dan kehidupan asli Vinland adalah sesuai dengan yang terdapat di pantai New England di Amerika bagian Timur. Penemuan baru-baru ini, didapati delapan buah rumah yang terbuat dari dari landasan batu, empat buah rumah perahu, sebuah bengkel besi, lubang dan peralatan untuk masak di L’Anse aux Meadows. Menurut penentuan umur dengan metode carbon, semuanya berasal dari zaman Viking. Suatu alas an yang kuat untuk mempercayai kisah Leif Ericson karena kemungkinan besar ia mendirikan perkampungan setibanya di Amerika Utara. Penemuan ini, menurut Dr. Helge Ingstad dari Norwegia yang membantu dalam usaha tersebut, mengatakan: “Kenyataan ini telah memberikan bukti Arkeologis pertama yang tak dapat dibantah bahwa orang Eropa telah sampai ke Amerika berabad-abad sebelum perjalanan Columbus pada tahun 1492.” Tetapi masih ada pertentangan pendapat apakah orang-orang Viking itu telah masuk ke daratan atau membatasi dirinya hanya pada perjelajahan daerah pantai saja.
Pada tahun 1898 seorang petani yang membuka hutan di Kensington, Minnesota menemukan suatu yagn mengejutkan. Ketika ia menggali akar pohon, ia menemukan sebuah lembaran batu persegi yang tingginya dua setengah kaki dan tebalnya enam inci. Sebuah tulisan yang terdiri dari dua ratus dua puluh huruf dipahat di atas permukaannya dan pada satu sisinya. Diduga tulisan itu berkaitan dengan sebuah rombongan yang terdiri dari tiga puluh orang Norwegia dan Goth yang sedang melakukan perjalanan untuk menemukan sesuatu di tanah sebelah Barat Vinland pada tahun 1862. Di dalam tulisan itu dikisahkan tentang terjadinya pembunuhan besar-besaran. Dalam peristiwa itu sepuluh orang anggota rombongan tersebut dibunuh. Banyak ahli telah menolaknya sebagai barang tipuan buatan abad kesembilan belas. Yang lain mengatakan barang itu asli, dan seandainya barang itu palsu, pemalsunya harus memiliki pengetahuan yang luar biasa di bidang sejarah, geologi, dan dialek Skandinavia kuno.
Kapal bangsa Viking
Beberapa cendekiawan mengemukakan pendapat, bahwa menara Newport di Rwode Island adalah bangunan yang didirikan orang Viking. Menara itu bentuknya bulat dan tingginya dua puluh empat kaki, katanya adalah bekas gereja. Orang-orang lain tak sependapat dan mengatakan bahwa bangunan itu adalah hasil kerja orang-orang Eropa yang menetap di Amerika pada abad keenambelas dan ketujuhbelas.
“Peta Vinland” merupakan sebuah peta dunia yang katanya dibuat oleh seorang biarawan Swiss pada tahun 1440, namun pernyataan ini telah menjadi bahan perdebatan yang panas selama bertahun-tahun. Peta yang diperoleh Universitas Yale pada tahun 1965 itu, secara jelas menggambarkan letak Vinland di Amerika Utara. Para ahli di kedua sisi lautan Atlantik telah menentukan usia peta itu dengan system karbon dan menyatakannya sebagai barang asli. Tetapi akhir-akhir ini sejumlah analis tinta dari Amerika yang mempelajari unsure-unsur peta itu menyatakan keyakinan mereka bahwa peta itu adalah benda palsu buatan abad kedua puluh.
Sementara itu, sebuah kumpulan batu megalith di New Hampshire telam menimbulkan pemikiran di kalangan ahli arkeologi Amerika akhir-akhir ini; apakah benda itu berasal dari Inggris atau paling tidak dari orang Celt. Retuntuhan itu terletak di suatu tempat, yang tepatnya bernama Miystery Hill atau bukit mister; terdiri dari 22 pondok batu, dinding-dinding, lorong-lorong dan sesuatu yang Nampak sebagai meja untuk mengarahkan suara. Balok-balok batu besi asal setempat yang berukuran raksasa berdiri tegak karena terlalu berat atau ditumpuk secara horizontal. Balok yang satu selalu Nampak sedikit lebih menonjol dari yang lain (corbelled Vaulating).
Ribuan barang buatan manusia dari berbagai kurun waktu dan kebudayaan telah ditemukan di tempat itu, termasuk sejumlah batu bertulis. Bahasanya adalah bahasa Ogham, bahasa kuno orang Irlandia dan Pict (orang-orang yang di zaman dulu tinggal di bagian utara Britania Raya). Dr. Barry Fell dan Universitas Harvard telah mempelajari batu-batu itu selama bertahun-tahun dan menentukan batu-batu tersebut berasal dari kira-kira tahun 800 SM hingga abad ketiga Masehi.
Ahli sejarah Inggris, Ashe, mengunjungi tempat tersebut pada tahun 1960 dan mengatakan bahwa tempat itu mungkin berasal dari zaman pada waktu Cronus (tokoh dalam mitologi Yunani, ia adalah penguasa alam raya, hingga ia digulingkan oleh anaknya, Zeus). Menurut Homerus, Cronus dibuang ke negeri tempat matahari tak pernah terbenam, yang letaknya di barat laut dari Laut Tengah. Dalam Odyssey, karangan Homerus, Odysseus (pahlawan dalam cerita karangan Homerus, Odyssey, ia adalah raja Ithaca yang terkenal bijaksana dan banyak akalnya) berlayar menuju batas-batas dunia yang jauh ke negeri orang-orang Commerian, sebuah daerah yang diliputi kabut dan kegelapan, yang oleh beberapa orang diartikan sebagai Newfoundland.
Dalam sebuah penyelidikan yagn serius yang dilakukan oleh cerita fiksi, Andre Norton, ia mengemukakan hasil renungannya bahwa Mystery Hill mungkin merupakan perkampungan orang-orang Phoenicia dan Carthago (Phoenicia adalah kerajaan di daerah Laut Tengah di sebelah Timur dan Tunisia letaknya di Afrika Utara dekat kota Tunis yang sekarang. Carthago adalah salah satu koloni yang didirikan oleh orang-orang Phoenicia).
Pada tahun 335 SM, Aristoteles dalam daftarnya yang memuat 178 keajaiban, menyebut sebagai keajaiban nomor 84 sebuah negeri di seberang lautan yang oleh orang-orang Phoenicia dirahasiakan secara ketat demi kepentingan perdagangan. Orang-orang Phoenicia tanpa diragukan adalah merupakan pelaut-pelaut yang terbaik di dunia pada zaman kuno. Mereka telah berlayar mengelilingi Afrika dan mendirikan jaringan perdagangan yang meliputi tempat-tempat yang saling berjauhan letaknya, seperti Afrika, India, Cyprus, dan Spanyol. Berdasarkan tafsiran-tafsiran naskah-naskah Plato dan Diodorus, mereka juga berdagang dengan Amerika kira-kira tahun 1000 SM.
0 comments:
Posting Komentar