Simpanse Bonobo (Livescience.com)
Perubahan DNA telah menghasilkan dampak yang besar terhadap evolusi manusia. Dari temuan terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature, peneliti tidak saja mengungkapkan apa yang didapat manusia selama evolusi, namun juga menjelaskan apa kehilangan yang dialami.
Seperti diketahui, manusia dan simpanse memiliki 96 persen kesamaan genome. Namun demikian, dengan berjalannya evolusi, ada DNA yang sudah tidak lagi ditemukan pada manusia namun tetap ada di simpanse.
Salah satunya adalah DNA yang berfungsi untuk menumbuhkan tulang pada penis manusia jantan. Namun, hilangnya DNA ini memiliki dampak positif yakni membesarnya ukuran otak manusia. Lalu, apa alasan yang membuat tulang di penis manusia berevolusi hingga menghilang?
“Pada spesies primata dengan tulang penis, betina cenderung kawin dengan banyak pejantan,” kata David Kingsley, peneliti dari Stanford University, seperti dikutip dari LiveScience, 11 Maret 2011. “Tulang di penis berfungsi agar penis mampu menguras sperma pejantan lain yang sudah ada di dalam vagina,” ucapnya.
Dengan demikian, kata Kingsley, sperma milik pejantan itulah yang akan membuahi sel telur betina itu.
“Hilangnya tulang di penis pejantan juga terlihat pada spesies lain yang berevolusi menuju ke kehidupan monogami,” ucap Kingsley. “Jadi, dengan semakin manusia hidup dengan pasangannya dan melakukan reproduksi secara monogami, penis tidak perlu lagi memiliki fungsi untuk menguras alat reproduksi betina-nya,” ucapnya.
0 comments:
Posting Komentar