Sabtu, 02 Oktober 2010

MISTERI HANTU

Saya minta maaf karena terlalu sibuk jadi tidak sempat menulis. Kalian tahu, saya adalah mahasiswa yang cukup sibuk, hehe.. Baiklah, pada kesempatan ini saya akan menulis sedikit kisah mengenai hantu. Tulisan ini berdasarkan sebuah buku dan merupakan salah satu buku terlaris dunia. Semoga kalian menyukainya. Hantu pembunuh paling ganas sepanjang zaman adalah hantu pada abad kesembilan belas menghuni rumah nomor lima puluh di lapangan Berkeley Square, London. Tak satupun yang mengetahui wujud dari hantu itu, kecuali kita menanyakannya sendiri kepada para saksi di alam baka. Ya, semua yang melihat hantu itu semuanya mengalami kematian secara tak wajar. Saya harap kalian menguatkan mental sebelum melanjutkan membaca ini. Atau kalian tidak harus membacanya sendiri, hehhe…. Tetapi beberapa yang beruntung masih hidup mengalami gangguan jiwa dan bicara secara tak teratur.

Sir Robert Warboys adalah korban pertamanya. Cerita berawal ketika ia ditantang oleh teman-temannya untuk menginap semalam di rumah yang terkenal karena namanya yang kurang baik itu, dan sialnya dia malah menyetujuinya tanpa berpikir panjang. Pengurus rumah mengerikan itu menganjurkan Sir Robert untuk membawa senapan untuk berjaga-jaga meskipun hantu tak mungkin bisa terbunuh lagi dengan senapan apapun (heheh..). Apabila terjadi sesuatu hal yang aneh, ia harus menarik tali yang dihubungkan dengan sebuah lonceng di kamar di bawahnya. Tengah malam, empat puluh lima menit setelah Sir Robert masuk kedalam kamar untuk beristirahat, pengurus rumah dan teman-teman Sir Robert mendengar lonceng berdentang-dentang karena sentakan yang kuat. Seketika itu pula mereka lari keatas dan terkejut mendengar suara tembakan. Mereka segera menuju ke kamar Sir Robert dan masuk ke dalam, Sir Robert sudah tidak bernafas lagi dan menjadi mayat, tetapi bukan karena tertembak. Matanya memandang dengan takut, bibirnya melengkung menjauh dari giginya yang terkatup rapat. Bisa dipastikan dia meninggal karena rasa takut yang teramat sangat.
Bertahun-tahun kemudian dua orang awak kapal dari Portsmouth berjalan-jalan memasuki lapangan Berkeley Square dan melihat ada rumah yang digantungi papan dengan tulisan yang berbunyi: disewakan. Dua awak kapal itu bernama Edward Blunden dan Robert Martin, mereka tidak mengetahui bahwa rumah itu menyimpan sebuah rahasia yang mengerikan. Kalau saja mereka pernah mendengar kisah tentang Sir Robert, mereka tidak akan memperdulikan rumah setan itu. Bagi mereka rumah itu berarti penginapan cuma-cuma. Mereka melangkah masuk, kemudian menjumpai kamar-kamar yang tak teratur dan tak terurus, dan akhirnya sampai pada sebuah kamar tidur di lantai paling atas, yang dibandingkan dengan kamar-kamar lain, nampak bersih. Martin segera tidur, tetapi Blunden merasa tak tenang. Ketika ia terbaring dengan gelisah ia mendengar suara-suara aneh, mirip langkah seseorang yang berkuku besar dan tajam. Ia segera membangunkan Martin dan keduanya memandang dengan ketakutan ketika pintu terbuka dengan perlahan-lahan dan sesuatu yang besar, gelap, dan tak jelas bentuknya masuk. Hantu itu menuju ke arah Blunden dan menangkapnya di dekat jendela. Martin mengambil kesempatan keluar menerjang pintu dan lari sekuat-kuatnya ke bawah, ke jalan, untuk mencari bantuan. Beruntung dia bertemu dengan anggota polisi yang kebetulan lewat situ dan segera disampaikannya secepat-cepatnya. Mereka berdua segera bergegas masuk ke dalam rumah. Tetapi mereka telah terlambat. Blundy terbaring di tangga yang turun ke bawah tanah dengan tubuh berceceran, lehernya patah dan mukanya membeku dalam keadaan meringis ketakutan.
Diantara korban-korban lain dari hantu di rumah lapangan Barkeley Square terdapat seorang gadis, tamu di rumah itu yang menjadi gila karena ketakutan; seorang laki-laki yang tidur disitu ditemukan telah meninggal pada keesokan harinya dan pembantu perempuan dari sebuah keluarga yang menyewa rumah terkutuk itu meninggal di rumah sakit, setelah ditemukan roboh di atas lantai sambil berbisik: “Jangan biarkan dia memegang saya.”
Nah, cerita akan semakin menarik. Sekarang akan dihadirkan seorang pemburu hantu. Tentu kalian bisa membayangkannya jika pernah menonton film pemburu hantu barat (saya menontonnya semasih kecil dan saya lupa judulnya, hehe..). Terdorong keinginan kuat untuk mengetahui karena mendengar cerita-cerita mistis tentang rumah itu, akhirnya seorang pemburu hantu yang juga merupakan seorang bangsawn pemberani yang hidup pada abad kesembilan belas bernama Lord Lyttleton. Sebelumnya Lyttleton memiliki cerita (akan saya ceritakan di lain kisah), intinya dia diramalkan akan mati tiga hari setelah kematian istrinya. Dan yang meramalkannya adalah istrinya sendiri. Lyttleton mengambil keputusan untuk menginap semalam dalam kamar hantu itu. Berbekal dua senapan, yang sepucuk berisi peluru dan yang lainnya diisi dengan uang perak recehan yang masing-masing nilainya enam pence, sebagai jimat penolak roh jahat. Mungkin jimat itu benar-benar menolongnya sebab ia tetap hidup dan dapat menceritakan kisahnya dalam buku yang ditulisnya Notes and Queries, yang terbit tahun 1879. Dalam buku itu ia menulis bahwa ia tidak mempunyai keragua-raguan bahwa kamar itu memang mempunyai daya gaib yang mencelakakan bagi badan dan jiwa!
Tetapi sekarang hantu itu nampaknya telah menghentikan kegiatan malamnya yang mematikan itu. Rumah nomor lima puluh di lapangan Berkeley Square sekarang adalah sebuah toko buku dan lapangan Berkeley telah menjadi terkenal sebagai tempat yang sering didatangi oleh seekor burung bulbul yang senang berkicau. Breckles Hall dan Norfolk sering dihantui oleh jeritan meminta ampun yang angeh. Di samping itu pintu-pintu menutup dengan keras dan terdengar langkah orang berjalan yang misterius. Kadang-kadang penari-penari hantu mengadakan pesta dansa yang gaib di situ.
Pada awal abad ini tubuh seseorang ditemukan di luar pintu depan dari rumah itu. Itu adalah tubuh pemburu liar setempat, Jim Mace. Dia dan seorang lainnya menjadi mabuk di kedai minumah setempat dan berniat untuk memperoleh beberapa burung sejenis ayam hutan di atas tanah kepunyaan tuan tanah yang memiliki Breckless Hall. Mereka tahu bahwa rumah itu kosong dan pada beberapa malam jendela-jendelanya menjadi terang untuk menampilkan sebuah rumah dansa gaib yang penuh dengan pedansa. Ketika kedua orang itu telah mengantongi burung yang mereka kehendaki, mereka kemudian dilintasi pikiran gila, menjadi pemburu hantu! Mereka tak melihat apapun dan sedang menuju kerumahnya masing-masing, ketika sebuah kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda nampak membelok memasuki ujung jalan yang menuju ke rumah. Mereka terpaku di tempat ketika mengawasi kereta hantu itu berhenti dan melihat seorang perempuan yang penuh hiasan batu permata turun dari kereta. Ketika perempuan itu memandang ke arah mata Mace, seketika itu pula Mace jatuh ke tanah sambil mengeluarkan suara menjerit yang menusuk. Mungkin ia melihat sesuatu yang benar-benar membuatnya ketakutan. Temannya lari tunggang langgang ke rumah-rumah terdekat untuk minta tolong, tetapi tak ada yang berani pergi ke Breckles Hall malam itu setelah ia menyampaikan kisahnya. Baru pada pagi berikutnya pendeta memimpin para penduduk desa ke tempat dimaksud, tempat Mace ditemukan dengan muka kejang karena ketakutan dan badan yang kaku dan dingin.
Penduduk di pulau Norfolk Island di Lautan Pasifik sembilan ratus mil dari pantai Timur Australia mengaku telah melihat hantu dari mereka yang selamat dari musibah kapal pecah yang untuk beberapa waktu tinggal di pulau itu. Hantu itu merupakan orang-orang hukuman Irlandia yang mati digantung ketika pulau itu merupakan koloni penjara Inggris. Para penduduk pulau itu juga dapat mengisahkan tentang kutukan Barney Duffy. Orang Inggris yang bertubuh besar itu telah lari dari penjara di koloni tersebut, tetapi kemudian ditemukan oleh dua orang prajurit, ketika ia sedang bersembunyi di dalam batang pohon yang berongga. “Kalau kamu membawa saya kembali ke penjara,” demikian Duffy mengancam, “kamu akan mati dalam waktu satu minggu sejak saya digantung.” Kedua prajurit itu tak memperdulikannya dan segera membawanya kembali ke penjara. Duffy kemudian dihukum gantung. Dua hari setelah dilaksanakan hukuman, kedua prajurit itu pergi memancing di dekat pohon yang berongga itu. Keesokan harinya mayat mereka ditemukan terdampar dibawa air pasang dengan tubuh penuh bekas pukulan. Tak seorang pun mengetahui bagaimana cerita sampai kedua orang itu menemui ajalnya.
Saya harap kalian tidak bosan membaca dan memiliki hormon yang cukup untuk merasakan ketakuan, karena cerita ini sedikit panjang dengan kisah hantu lainnya. Pada tahun 1804, hantu putih menyebabkan timbulnya ketakutan yang besar di Hammersmith, London dan telah mengakibatkan dua kematian. Pertama kali hantu putih itu memperlihatkan dirinya kepada seorang perempuan yang melintasi tanah pemakaman setempat. Perempuan itu lari, tetapi hantu mengejar dan memegang tangannya, ia pingsan dan sekalipun dapat disadarkan kembali, ia tak dapat mengatasi rasa terkejutnya dan beberapa hari kemudian meninggal di rumahnya. Setelah enam belas orang yang berkendaraan gerobak melarikan diri dari hantu itu, kelompok-kelompok peronda mulai mengawasi kuburan. Pada malam keempat, Francis Smith, seorang petugas bea cukai melihat sosok berwarna putih berjalan di lorong dekat dari tempatnya berjaga. Smith menembaknya dan sosok itu terjatuh. Tetapi yang jatuh itu bukan hantu, melainkan Thomas Milwood, tukang batu, yang terlambat pulang dari tempat kerjanya. Ia pada waktu itu memakai terusan berwarna putih. Smith dihukum mati karena pembunuhan, tetapi setelah ia mengajukan banding, hukuman diubah menjadi satu tahun hukuman penjara.
Bus hantu nomor tujuh adalah hantu pembunuh. Bus ini terlihat berjalan dengan cepat di sekeliling daerah Ladbroke Grove, London pada pagi-pagi sekali, pada suatu hari pada tahun 1936. Cerita ini disampaikan dalam sidang pemeriksaan jenazah di London Barat untuk menjelaskan mengapa sebuah mobil membelok ke arah tembok dan mengakibatkan sopirnya mati. Seorang saksi mengatakan, bus itu terang benderang karena nyala lampu-lampunya dan kemudian menghilang setelah mobil itu melanggar tembok. Sopir-sopir lain mengatakan, mereka juga melihat bus tersebut. Seorang inspektur bus bersumpah, ia telah melihat bus itu masuk ke dalam gudangnya dan kemudian menghilang. Sejak saat itu bus tersebut tak pernah terlihat lagi.
Satu diantara hantu-hantu yang baik adalah yang dilaporkan oleh pemburu hantu Lord Halifax. Seorang pelaut yang kapalnya sedang mengarungi lautan Atlantik Utara, di suatu tempat dekat pantai Kanada. Ia melihat seorang yagn asing menulis di kamar kapten. Ketika buku catatan harian kapal diperiksa, tangan orang yang tak dikenal itu telah menulis : “Berlayarlah menuju ke arah Timur Laut.” Kapten menjalankan apa yang diminta dan setelah beberapa jam ia bertemu dengan sebuah kapal yang sedang mengalami kesukaran. Ketika penumpang yang selamat naik ke kapal, pelaut itu mengenali orang yang dilihatnya menulis dalam buku harian kapal. Ketika orang ini menuliskan kembali kata-kata yang secara ajaib tertera pada buku harian, kedua tulisan itu ternyata serupa!
Selama berlangsungnya perang dunia I seorang supir pada kelompok Ambulans Lapangan keempat puluh dua sedang membawa seorang prajurit yang luka berat dari Ypres, ke sebuah pos penampungan korban pertempuran di Poperinge. Sebuah nyalan menerangi langit malam dan sopir melihat gambar bayangan seorang prajurit yang bertugas berjaga tepat di depannya. Sopir itu berhenti. Tetapi ketika ia melihat lagi, yang nampak hanyalah lubang bekas ledakan peluru meriam, yang hanya terpisah beberapa yard dari roda depan mobilnya. Hantu yang berupa tentara yang tugas jaga itu dengan demikian telah menyelamatkan dua nyawa.
Dr. S. Weir Mitchel, seorang dokter spesialis syaraf yang terkemuka di Philadelphia, Amerika Serikat pada abad kesembilan belas tertidur setelah sehari bekerja keras. Ketika itu ia mendengar orang mengetuk pintu. Dibukanya pintu itu dan dilihatnya seorang anak perempuan kurus yang berselimut selendang memohon kepadanya untuk dating mengobati ibunya yang sedang sakit berat. Dr. Mitchel mengikuti anak perempuan itu menempuh badai salju ke rumah tempat ibunya terbaring. Ia segera melihat bahwa perempuan tua itu menderita radang paru-paru. Setelah ia menyuruh mengambil obat dan menenangkan perempuan tua yang sakit itu, ia menyinggung tentang apa yang telah dilakukan anak perempuannya. Perempuan tua itu terkejut. “Anak perempuan saya telah meninggal sebulan yang lalu,” katanya. Sekarang anak perempuan itu tak lagi menampakkan dirinya. Selendangnya tergantung dalam lemari tak jauh dari situ dan tak ada tanda-tanda bekas salju yang nampak.

Pada tahun 1880 duta besar Inggris di Paris, Lord Dufferin, berada di Irlandia bersama beberapa temannya. Pada suatu malam ia terbangun dan melihat orang yang bongkok dengan muka buruk dan rambut yang beruban menggotong sebuah peti mati menyeberangi lapangan yang berumput. Ketika hendak menyapa, orang bongkok itu lenyap. Ketika tuan rumahnya diberitahu mengenai hal tersebut oleh Dufferin, ia terheran-heran. Kemudian selama bertahun-tahun kejadian itu telah dilupakan oleh duta besar. Tetapi bertahun-tahun kemudian, ketika ia menghadiri sebuah resepsi diplomatik di Grand Hotel di Paris, Dufferin berjalan menuju ke tempat lift dan melihat kembali orang bongkok berwajah buruk dan beruban itu memakai baju dinas pelayan. Dufferin menolak masuk ke lift dan dengan demikian ia terhindar dari kematian. Ketika lift itu telah mencapai tingkat yang ke lima, kawatnya putus dan jatuh ke atas dasar lubang lalu lintasnya. Semua orang yang berada di lift tersebut tewas.
Roh seorang pilot perusahaan penerbangan dan juru mesinnya pernah berhasil menghalangi diterbangkannya pesawat milik salah satu perusahaan penerbangan terbesar di dunia. Para penerbang dan awak pesawat dari Eastern Airlines di Amerika yang melayani penumpang telah diberi peringatan untuk tidak mengawaki pesawat yang dimasud oleh roh kapten Bob Loft dan juru mesin Don Repo. Kedua orang itu meninggal, ketika pesawat Lockheed Tri Star mereka jatuh dan menewaskan seratus satu orang di Everglades, Florida pada tahun 1972.


Setelah terjadi musibah tersebut para petugas di darat mengaku bahwa roh Repo telah menolong mereka menemukan kesalahan-kesalahan konstruksi pada pesawat Tri Star lainnya. Para pramugari melaporkan tentang terjadinya penurunan suhu yang tiba-tiba pada beberapa pesawat Tri Star dan munculnya seorang kapten yang gaib, yang segera lenyap kalau diajak bicara. Repo juga dikatakan telah muncul di jalur tinggal landas. Tri Star 318 untuk memberi peringatan bahwa akan terjadi kebakaran. Beberapa jam kemudian Tri Star 318 tersebut harus kembali ke Bandar udara dengan sebuah mesin terbakar. Pada tahun 1974 peringatan-peringatan itu secara ajaib berhenti, sama ajaibnya seperti pada waktu dimulainya.
Manusia dapat berlaku lebih baik setelah meninggal daripada ketika ia masih hidup. Pada tahun 1780 seorang pembantu wanita yang pergi ke puri Powys Castle di Wales untuk mencari pekerjaan, ia ditempatkan di kamar tidur hantu. Hal ini dimaksudkan sebagai lelucon, tetapi pada akhirnya justru perempuan itulah yang memiliki alasan yang paling tepat untuk tertawa. Ia mengaku bahwa seorang roh yang berpakaian rapi telah memperlihatkan kepadanya sebuah peti besi yang terkunci dan menunjukkan kepadanya tempat disembunyikannya kunci itu, yakni dalam sebuah celah di dekatnya. Roh itu mengatakan kepadanya supaya kunci itu dikirimkan kepada pemilik puri di London. Wanita itu mematuhinya sehingga pemilik puri itu dapat kembali ke purinya dan perempuan tua itu diurusnya dengan baik. Kepadanya ditawarkan uang berapa saja yang dikehendakinya dan ia membiarkannya tinggal di tempat kediamannya. Tetapi rahasia mengenai peti tidak ia ceritakan kepada pemilik puri.
Seorang perempuan yang terkenal kikir, Nyonya Webb, meninggal di desa Barby, Northamptonshire pada bulan Maret 1851. Tak banyak yang sedih atas kepergiannya. Tetapi sebulan kemudian terdengar suara ketukan yang aneh dari rumahnya, berikut suara perkakas rumah tangga yang sedang dipindahkan dari tempatnya. Suara-suara itu berlanjut, sekalipun sudah ada keluarga yang menyewa rumah kecil itu dari seorang keponakan Nyonya Webb, yang mewarisinya. Kemudian salah seorang anak penyewa rumah itu melihat seorang perempuan berperawakan tinggi berdiri di atas sebuah tempat tidur. Ketika para tetangga mendengar cerita itu mereka sepakat untuk mengadakan pengawasan bersama dengan istri penyewa rumah, Nyonya Accleton. Tiga diantaranya sedang bersama Nyonya Accleton ketika sinar yang berbentuk bola melambung ke udara, ke arah pintu di lantai loteng. Mereka memberitahukannya kepada keponakan Nyonya Webb, yang setuju untuk memeriksa kamar loteng tersebut. Di situ ditemukan dua koper. Yang satu berisi surat-surat hak milik atas berbagai tanah dan rumah, dan yang satu lagi penuh dengan uang logam dan kertas.
Tetapi Nyonya Webb belum selesai dengan urusannya. Sementara terdengar bunyi ketukan, suara keluh-kesah, dan suara-suara aneh, ditemukan surat-surat tagihan yang belum terbayar. Baru setelah keponakannya melunasi semua hutang bibinya itu secara tuntas, barulah keluarga Accleton tak lagi diganggu oleh roh Nyonya Webb.
Mungkin di pikiran kita hantu itu adalah jahat, mungkin lebih disebabkan oleh rasa takut kita kepadanya. Tetapi tak semua hantu itu jahat, sama seperti manusia, tak semua manusia jahat. Pada dasarnya manusia adalah berhati baik dan suci, tetapi seiring pengaruh lingkungan yang diterimanya, ia pun mulai beradaptasi dengan hal-hal baru tersebut. Pengaruh lingkungan itu ada yang baik dan ada pula yang buruk. Mungkin hantu juga seperti itu, tapi siapa yang tahu? Terima kasih sudah membaca dan semoga ini dapat memberikan pembelajaran bagi kita semua dalam menyikapi misteri di alam ini maupun pikiran kita sendiri.

2 komentar:

Archive

 

zoom-mycasebook. Copyright 2009 All Rights Reserved Free Wordpress Themes by Brian Gardner Free Blogger Templates presents HD TV Watch Shows Online. Unblock through myspace proxy unblock, Songs by Christian Guitar Chords