Sekitar 20an orang tampak mengulur tali yang memanjang ke dalam sebuah ceruk menurun. Dalam irama ritmis mereka menjaga agar posisi kaki tak berubah dan tali yang berbeban batu besar di dalam ceruk turun tanpa hambatan.
Dari belakang barisan orang itu tampak sebuah batu besar naik, seiring uluran tangan mereka. Ternyata batu itu tertarik oleh batu besar yang bertumpu pada tangan-tangan kekar tersebut.
Begitu tiba di permukaan, pada permukaan yang licin batu besar di belakang itu meluncur pelan sampai tiba di sebuah liang. Batu itu lalu digeser untuk menutup liang. Demikian beberapa kali sampai liang itu tertutup sempurna.
Kejadian itu terekam pada semua animasi tiga dimensi yang dirancang seorang arsitek Prancis, Jean-Pierre Houdin. Barisan orang-orang itu adalah gambaran pekerja yang sedang membangun piramid di Mesir.
Ya! Sang arsitek mengaku telah memecahkan teka-teki selama 4500 tahun tentang bagaimana piramida Mesir dibangun. Animasi tiga dimensi itu dikerjakannya selama dua tahun dengan 14 insinyur dan perusahaan Dassault Systemes, sebuah perusahaan perancang desain mobil dan pesawat terbang tiga dimensi.
Sebelum bekerja sama dengan Dassault, Houdin telah berusaha mengungkap rahasia pembangunan piramid selama enam tahun. Pada suatu waktu dia menyatakan bahwa piramid sesungguhnya dibangun dari bagian dalam keluar.
Houdin membuktikan teorinya dengan lerengan landai yang mengelilingi piramid di sisi-sisinya sampai ke puncak. Bila diperhatikan, lerengan ini berbentuk spiral dan seakan membentuk bangun piramid di dalam piramid.
Dengan teori inilah, menurut Houdin, piramid Khufu di dataran tinggi Giza di Mesir itu dibangun. Piramid itu didirikan dengan sekitar 3 juta balok batu antara 1,5 sampai 2,5 ton beratnya.
Para pekerja, seperti yang disaksikan Tempo di tayangan tiga dimensi itu pada akhir pekan lalu, pada bagian awal mendirikan bagian dasar sambil membuat semacam lerengan menanjak yang melubangi bagian tepi piramid.
Pada saat yang sama, pekerja juga membuat dua lerengan di luar piramid. Satu lerengan panjang sekali. Sedangkan lerengan kedua lebih kecil dan bermuara di mulut lerengan di dasar piramid.
Setelah tumpukan batu mencapai 43 meter, para pekerja mulai mengerjakan langit-langit atau langit-langit Ruang Raja, tempat mumi raja Firaun akan disemayamkan. Pengerjaan bagian ini memerlukan trik khusus karena langit-langit ruang itu terbuat dari balok-balok batu granit raksasa seberat 65 ton.
Adegan penyusunan langit-langit yang bertingkat-tingkat inilah yang telah dipaparkan pada bagian awal tadi. Ceruk menurun itu kini disebut oleh para ahli sebagai Serambi Besar (Grand Gallery).
Adegan ini, menurut Hoduin, sekaligus memecahkan teka-teki tentang fungsi Serambi Besar yang berukuran panjang 49 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 11 meter itu. Bentuk semacam ini juga ada di Piramid Merah di Dashur, 40 kilometer di selatan Kairo.
Setelah seluruh langit-langit tersusun, barulah pembangunan keseluruhan bagian piramid sampai ke puncak disempurnakan. Di sinilah peran lerengan, baik yang di luar, maupun yang di dalam. Batu-batu masih dipasok dari lerengan panjang tadi sampai lerengan habis karena batunya juga dipakai untuk mendirikan piramid.
Batu-batu lainnya diseret ke atas melalui lerengan bagian dalam lalu di bagian sudut diputar 90 derajat dengan sebuah pengungkit-yang juga dikendalikan tenaga manusia-untuk dinaikkan ke level selanjutnya.
Lerengan panjang di luar itu juga dibongkar bersamaan dengan penyempurnaan piramid. Lantaran bebatuannya dipakai, proyek itu tak banyak menyisakan bebatuan. "Karakteristik orang Mesir adalah rasa kesempurnaan dan ekonomis. Mereka tidak menyisakan satu batu pun, sungguh kepintaran alami," kata Houdin.
Dengan teori itu, menurut Houdin, proyek itu tak membutuhkan terlalu banyak pekerja. Berdasarkan teori sebelumnya, diperkirakan pendirian piramid setinggi 137 meter itu dikerjakan oleh sekitar 100 ribu sampai 300 ribu orang. Namun Houdin menyatakan piramid hanya dibangun dengan tenaga sekitar 4000 orang saja.
"Ini akan bertentangan dengan teori yang ada. Saya sendiri sudah mengajarkan teori lama itu selama 20 tahun tapi di dalam sanubari saya tahu bahwa mereka salah," kata ahli Mesir, Bob Brier.
Brier mengakui bahwa teori Houdin lebih masuk akal dibandingkan dengan yang lain. Tapi dia meminta Houdin membuktikannya lebih lanjut, tak hanya sebuah model tiga dimensi.
Untuk itulah, sebuah tim yang terdiri dari para ahli dari berbagai bangsa sedang dibentuk. Tim ini akan "menguliti" piramid yang asli dengan radar dan kamera pelacak panas milik perusahaan pertahanan Prancis. Kabarnya pemerintah Mesir sudah memberi lampu hijau proyek tersebut.
Houdin tak mengacuhkan soal kutukan bagi mereka yang menembus rahasia piramid. Kutukan ini pernah disebut-sebut menimpa sejumlah orang yang masuk ke makam Raja Tutankhamun, firaun dari dinasti ke delapan Mesir (Memerintah antara tahun 1333 SM sampai 1324 SM).
"Kenapa harus takut? Saya hanya menjelaskan bahwa orang-orang saat itu adalah arsitek yang jenius dan Khufu juga jenius karena memerintahkan konstruksi piramid itu. Apa yang bisa terjadi pada saya selain bahwa Khufu akan berterima kasih," katanya seraya terkekeh.
Saksikan pada tayangan kedua video berikut ini:
www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)
http://www.eryevolutions.co.cc
0 comments:
Posting Komentar