Binatang laut unik ini ditemukan di dasar Great Barrier Reef. Tim Peneliti dari dari Universitas Queensland, Australia menggunakan kamera berteknologi tinggi yang dioperasikan dari jarak jauh untuk menangkap gambaran kehidupan di kedalaman sekitar 1.500 meter di bawah laut.
Ahli Biologi Kelautan, Justin Marshall yang memimpin tim peneliti mengatakan beberapa spesies berhasil tertangkap kamera, di antaranya, hiu prasejarah bersirip enam, oil fish, sejenis Mackerel, kawanan Crustacea, dan banyak ikan yang tak terdefinisikan yang terlihat seperti mahluk dalam fiksi ilmiah.
Tim juga menemukan Nautilius yang masih satu keluarga dengan gurita masih hidup di cangkangnya, seperti yang mereka lakukan selama jutaan tahun.
"Seperti halnya memahami kehidupan di dekat permukaan laut, kami harus 'menyelam' lebih dalam dari dinding Osprey Reef untuk mencari tahu kehidupan di kedalaman 2.000 meter, di mana cahaya Matahari tidak menjangkaunya," kata Marshall seperti diberitakan laman CNN.
Tim menggandeng ahli taksonomi dan pakar ilmu alam dari seluruh dunia untuk menyelidiki kehidupan biosfer terbesar di laut Australia. Juga untuk mengidentifikasi mahluk-mahluk yang ditemukan di sana.
"Makin dalam menjangkau lautan, Anda akan menemukan spesies yang benar-benar baru."
Ini bukan sekedar pencarian mahluk baru. Marshall mengatakan, makhluk laut dapat membantu peneliti untuk lebih memahami gangguan otak manusia -- yang menyebabkan kondisi abnormal, seperti epilepsi.
Bagaimana bisa? Kata dia, sebagian besar pengetahuan tentang bagaimana fungsi sel saraf dan komunikasinya pertama kali dirintis melalui penelitian pada sel saraf cumi-cumi raksasa.
Kurangnya kita memahami kehidupan di laut dalam memicu perdebatan akhir-akhir ini, terutama terkait bencana tumpahan minyak di Teluk Meksiko.
"Saya kira kita lebih banyak meneliti Bulan ketimbang laut dalam," kata Lisa Levin, profesor biologi kelautan di Scripps Institution of Oceanography. Keberadaan kehidupan laut dalam yang masih misterius adalah alasan kuat yang dipegang para ahli biologi, untuk mengatakan 'tidak' pada pengeboran dasar di laut dalam.
"Makin dalam menjangkau lautan, Anda akan menemukan spesies yang benar-benar baru."
Ini bukan sekedar pencarian mahluk baru. Marshall mengatakan, makhluk laut dapat membantu peneliti untuk lebih memahami gangguan otak manusia -- yang menyebabkan kondisi abnormal, seperti epilepsi.
Bagaimana bisa? Kata dia, sebagian besar pengetahuan tentang bagaimana fungsi sel saraf dan komunikasinya pertama kali dirintis melalui penelitian pada sel saraf cumi-cumi raksasa.
Kurangnya kita memahami kehidupan di laut dalam memicu perdebatan akhir-akhir ini, terutama terkait bencana tumpahan minyak di Teluk Meksiko.
"Saya kira kita lebih banyak meneliti Bulan ketimbang laut dalam," kata Lisa Levin, profesor biologi kelautan di Scripps Institution of Oceanography. Keberadaan kehidupan laut dalam yang masih misterius adalah alasan kuat yang dipegang para ahli biologi, untuk mengatakan 'tidak' pada pengeboran dasar di laut dalam.
"Kita memiliki kecenderungan untuk menghancurkan suatu kehidupan, bahkan sebelum kita menemukan eksistensinya," kata Levin. (ar/vs/inl)
www.suaramedia.com
0 comments:
Posting Komentar