Senin, 07 Februari 2011

Membedah Misteri Sungai di Dasar Laut Hitam

Baru-baru ini kapal selam tak berawak Autosub mengemban misi menjelajah dasar Laut Hitam yang terletak di antara Eropa Tenggara dan Asia Kecil. Misi itu digagas oleh kelompok ilmuwan dari University of Leeds, Inggris, Memorial University, Kanada, dan Institut Ilmu Kelautan Turki.

Kapal selam berwarna kuning tersebut memiliki sistem navigasi khusus yang diprogram secara khusus untuk melaksanakan misi tanpa berkomunikasi dengan kapal riset yang berada di permukaan laut.

Uniknya, robot air berbentuk torpedo itu dapat menyuplai data terperinci tentang kondisi fi sika, kimia, biologi, dan geofisika dari dasar laut menggunakan suite sensor dan perangkat sampling.

Alhasil, kapal selam yang dilengkapi kamera khusus tersebut dapat menjawab rasa penasaran para ilmuwan yang menyinyalir adanya sungai di dasar Laut Hitam sejak 1970-an.

Lewat penerapan teknologi sound navigation and ranging (sonar) dapat diketahui di dasar Laut Hitam memang terdapat sungai berkelokkelok di bawah air yang mengalir sepanjang dasar laut.

Sungai yang ditemukan di dasar Laut Hitam memiliki kedalaman 115 kaki dan lebarnya lebih dari setengah mil. Seperti halnya sungai-sungai di daratan, sungai di bawah laut itu memiliki saluran, anak sungai, dataran banjir, jeram, bahkan air terjun.

Dari hasil pemindaian berupa peta tiga dimensi (3-D) para ilmuwan juga dapat membedakan antara parit laut dan sungai bawah laut.

Tidak seperti parit laut yang formasi geologinya terbentuk karena pergerakan lempeng tektonik, sungai di dasar permukaan laut itu sarat akan kadar garam atau sedimen.

Aliran airnya mirip dengan sungai tanah, namun terbentuk dari campuran kepadatan arus-arus bawah air dari pasir dan lumpur.

Pemimpin tim peneliti dari University of Leeds, Parsons, menguraikan bahwa air mengalir dengan kecepatan sekitar empat mil per jam dengan kapasitas 22 ribu meter kubik melalui saluran atau jalur trasportasi utama sungai bawah laut.

Kalau berada di daratan, aliran tersebut 350 kali lebih besar dari aliran Sungai Themes di Inggris dan 10 kali lebih besar dari sungai terbesar di Eropa, yaitu Rhine.

Tak ayal, para ilmuwan mengklaim sungai bawah laut yang ditemukan di Laut Hitam adalah sungai keenam terbesar di dunia. Pengategorian tersebut berdasarkan dari jumlah air yang mengalir.

Sedangkan di antara sungai bawah laut besar lainnya ada di perairan Brasil, yaitu aliran Sungai Amazon yang memasuki Samudra Atlantik. Fakta menarik lainnya, para ilmuwan menduga jika sungai bawah laut tersebut untuk sementara itu merupakan satu-satunya yang masih aktif.

Air sungai bawah laut itu memiliki ciri khas lebih padat dibandingkan air laut dan alirannya tenggelam di sepanjang bagian dasar laut.

Aliran air asinnya terus bergerak cepat dari kawasan Mediterania ke Laut Hitam yang kurang asin karena pengaruh gravitasi. Aliran air yang juga mengalir di Selat Bosphorus itu juga dipengaruhi oleh perbedaan densitas konsentrasi garam yang lebih tinggi.

Menurut Parsons, penemuan ter sebut dapat menunjukkan bahwa saluran airnya memiliki perbedaan dengan aliran sungai di darat. Aliran air bergerak khusus di tikungan spiral ke arah yang berlawanan dengan laut.

“Arah aliran tersebut menjadi sangat penting untuk memahami sedimentologi,” kata Parsons. Karakteristik air sungai di bawah Laut Hitam, lanjut Parsons, lebih padat dari air laut di sekitarnya karena memiliki salinitas yang lebih tinggi dan membawa begitu banyak sedimen.

Sungai mengalir dari timbunan pasir atau lumpur yang panjang di tepi laut (beting laut) dan keluar melalui daratan abisal atau dasar laut yang luas.

Dataran abisal di laut mirip seperti di gurun pasir, bedanya data ran air itu bisa menyediakan nutrisi serta bahan-bahan yang dibu tuhkan oleh makhluk yang hidup di dalamnya.

“Daratan abisal itu memiliki peran penting bagi kehidupan biota di laut dalam,” kata Parsons. Parsons juga mengatakan di jalur-jalur transportasi air berupa sedimen yang membentuk deposit bisa dijadikan acuan untuk mengungkapkan fakta perubahan iklim pada masa lampau.

Pasalnya, ancaman perubahan iklim itu sebenarnya tidak hanya terjadi seperti sekarang ini.

Perubahan Iklim

Para ilmuwan memperkirakan sungai bawah laut di Laut Hitam tersebut terbentuk sekitar 8 ribu tahun lalu. Kala itu, gletser yang mencair mendorong para permukaan air laut global mendekati titik seperti sekarang ini.

Nah, arti penemuan sungai bawah laut itu diharapkan dapat memberikan kunci jawaban bagaimana pola makhluk hidup pada masa lampau dalam beradaptasi dengan lingkungannya ketika terjadi perubahan iklim.

Selain itu, dapat diperoleh informasi ilmiah tentang perubahanperubahan geomorfologi Bumi ketika terjadi perubahan iklim Tidak hanya itu, penemuan tersebut diharapkan dapat membantu perusahaan-perusahaan minyak dan gas untuk mencari sumber hidrokarbon di sungai bawah Laut Mati.

Karena mereka dapat menentukan tempat termudah untuk melakukan pengeboran potensi minyak dan gas.

Menurut Parsons, penemuan sungai bawah laut dengan pelbagai keunikannya tersebut merupakan laboratorium alam yang ideal, terutama untuk menyelidiki secara terperinci struktur medan aliran yang melalui saluran atau jalur trasportasi utama sungai bawah laut.

“Temuan awal kami tersebut menunjukkan bahwa arus di saluran cukup berbeda dengan aliran di saluran sungai di darat,” ujar dia. Hasil penelitian Parsons bersama timnya tersebut akan dipublikasikan di Jurnal Geologi edisi mendatang.

http://misteri-us.blogspot.com/search?updated-min=2010-10-01T00:00:00%2B07:00&updated-max=2010-11-01T00:00:00%2B07:00&max-results=17

0 comments:

Posting Komentar

Archive

 

zoom-mycasebook. Copyright 2009 All Rights Reserved Free Wordpress Themes by Brian Gardner Free Blogger Templates presents HD TV Watch Shows Online. Unblock through myspace proxy unblock, Songs by Christian Guitar Chords