Rabu, 25 Januari 2012

Lulusan PhD yang Memilih Jadi Guru SD DaripadaDosen





Si Bungsu kami didampingi Mamanya baru saja mengikuti satu even yang diikuti dari 91 negara di Singapura, 6-9 Sept lalu. Saat mereka pulang Sabtu kemarin, saya jumpai Koran The Straits Times di meja makan. Saya tertarik membaca satu artikel yang mengisahkan makin banyak PhD di Singapura yang tetap memilih menjadi Guru. Meski mereka punya kesempatan jadi dosen ada yang tetap memilih jadi guru SD. Waw PhD mengajar SD ?
Biasanya lulusan PhD mengajar di Universitas, tetapi Dr. Karen Soh tetap memilih menjadi guru di kelas 6 SD. Dr. Soh tidak sendiri, cukup banyak PhD menjadi guru di SD hingga SMU di Singapura. Menurut staf kementrian Pendidikan Singapura, ada 80 lulusan PhD yang menjadi Guru di SD hingga SMA. Wowww.
Soh, wanita lajang berusia 46 tahun ini adalah lulusan Perth’s Curtin University of Technology, memilih menjadi Guru SD daripada Dosen. Sering orang menanyakan mengapa dia tetap menjadi Guru SD. Jawabnya singkat : “Mengajar anak-anak SD ini sungguh menyenangkan, saya ingin berelasi dengan mereka dan meletakkan dasar. Kalau mengajar di level yang lebih tinggi kurang menarik“.
Motivasi Dr. Soh saat mengambil PhD bukanlah supaya bisa dapat gaji atau kedudukan lebih tinggi, tetapi supaya bisa mendalami bidang yang mereka ajarkan di kelas dan mendapatkan pengertian yang lebih lengkap, sehingga dapat mengajar dengan lebih baik.
Seorang PhD bidang bidang musik, Dr. Hoh Chung Shih (41) akan sangat mudah jika melamar menjadi dosen di Universitas. Namun dia lebih memilih menjadi Guru Musik di Sekolah RI (Raffles Institution). Dia merupakan lulusan The State University of New York. Selain Karen Soh dan Dr. Hoh, ada juga Jeffrey Lee PhD dan Adrian Loo. Di Raffles Institution (RI) dari 166 guru 7 diantaranya lulusan PhD.
Dr. Adrian Loo, Guru di RI yang berusia 39 tahun PhD dalam bidang biologi mengatakan, “Saya melihat semua guru berdedikasi di sekolah kami, PhD atau bukan, setiap guru menginspirasi murid mereka dengan rasa suka yang mendalam pada subjek yang mereka ajarkan”.
Ada lagi Dr. Yap Ann Teck, 38 tahun, PhD dalam medical sciences dari National University of Singapore. Dia mengajar di Dunmann High School, mengajar subjek Biologi sambil melatih siswanya melakukan penelitian. Dr. Yap Ann Teck ini pernah ditawari mengajar di NIE ( National Institute of Education), namun dia lebih senang menjadi guru SMU.
Hanya tentu mereka perlu punya visi atau beban khusus. Sebab, Dari segi gaji, rata-rata Guru dengan kualifikasi S3 dan sudah mengajar lebih dari 10 tahun hanya dibayar sekitar $ 5000 hingga $ $6000; Sementara itu dosen muda di Universitas dibayar diatas $8000/bulan.
Singapura memang bukan Indonesia. Namun Penulis berharap, dedikasi dan semangat guru seperti Karen Soh PhD dkk di atas bisa menginspirasi kita semua mencintai profesi dan pekerjaan kita masing-masing.
Semoga bermanfaat.
Sumber : Julianto Simanjuntak @ Kompasiana

0 comments:

Posting Komentar

Archive

 

zoom-mycasebook. Copyright 2009 All Rights Reserved Free Wordpress Themes by Brian Gardner Free Blogger Templates presents HD TV Watch Shows Online. Unblock through myspace proxy unblock, Songs by Christian Guitar Chords